4.3.12

puisiku


TERIMA KASIH GURUKU

Kau basuh peluh mu
Menghempaskan kata keluh dan wajah lesu
Mengarungi jejak langit
Mengikuti derap menderu langkah kaki mu
            Aku masih lagi terjaga
            Dalam buaian mata dan mimpi indah
            Berharap keajaiban datang
Dan memberi ku jalan meraih impian
Aku tau dan mereka tau
Setiap hari kau basuh peluh itu
Membuka jalan untuk keberuntungan
Berkorban...
Demi sebuah arti dari kata memberi
            Engkau layaknya mentari yang berpijar
            Saat pilar-pilar cahayaku kian memudar
            Engkau pun seperti udara bumi
            Ketika ventilasi-ventilasi jantungku kian terkunci
Engkau tau dan mereka tau
Aku selalu bergantung padamu
Pada ilmu dalam dadamu
Pada satu kata di hati ku
“ Terima kasih Guru ku “



puisi ku


KEAGUNGAN-MU

Seiring berjalannya waktu
Yang bergulir kian kemari
Telah banyak rimba yang kulalui
Yang tampak nyata maupun misteri
            Meski jejakku tinggal setapak
            Tetap ku susuri jalan takdirku
            Dengan air mata yang terus menderu
Dalam bahana jiwa yang bergejolak
Kualunkan senandung tasbih indah
Dan kualirkan sungai-sungai cinta di dalamnya
Hanya untuk datang dan bersimpuh
Bertekuk lutut mengisak tersedu
            Betapa indah bait-bait syair pujangga
            Yang meluluhkan jiwa sang pencinta
            Namun tak seindah ungkapan cintaku pada-Mu
            Yang mampu menggetarkan seluruh ragaku
Wahai penguasa bumi dan syurga
Tak berjabat kesempunaan-Mu
Tak nampak jelas ku di hadap-Mu
Meskipun aku jatuh  dan tersungkur
Dan berbaur dengan pasir-pasir tepi lautan
Yang membakar, dan mengubur raga kecilku
Tak akan pernah musnah dan takkan pernah binasa
Keagungan dan kebesaran-Mu, Tuhanku..